Saturday, August 9, 2008

Kapak Merah di Cempaka Putih

(thifanpokham.blogpsot.com)Sebelumnya saya meminta maaf apabila cerita yang saya sampaikan ini kurang berkenan, niat menuliskan cerita ini hanya sekedar untuk berbagi cerita dan pengalaman, bukan untuk menyombongkan diri.Kisah ini berawal ketika beberapa tahun lalu, saya melakukan tugas ke luar kantor bersama seorang teman. Hari itu jalanan sangat macet, untungnya AC mobil berjalan dengan baik, diiringi dengan alunan nasyid Raihan cukup membuat hati jadi lebih tenang dan nyaman.Kendaraan perlahan sudah mendekati perempatan Cempaka Putih – Jakarta Timur, kemacetan semakin bertambah dengan adanya kekacauan di lampu merah karena adanya beberapa oknum yang melanggar trafficligh. Sedang sibuk-sibuknya mencari jalan keluar dari kemacetan, tiba-tiba saya melihat dari kaca sepion beberapa orang, mungkin sekitar 6 orang sedang mengerubuti sebuah mobil. Awalnya saya pikir mereka adalah para pedagang asongan, tetapi dari gelagatnya terlihat mencurigakan, karena ada tindakan kasar yang dilakukan mereka berupa pengerusakan sepionm, bahkan terlihat ada yang membawa sentaja tajam walau agak ditutup-tutupi. Saya berfikir pasti ini perampokan. Spontan saya langsung mencari kunci stir mobil dan bersiap turun dari mobil untuk menolong orang yang malang tersebut. Tetapi niat tersebut sempat terurung karena ditarik dan dilarang oleh teman karena takut akibatnya, karena beberapa dari perampok tersebut membawa senjata tajam. Tetapi niat untuk menolong orang lain tak bisa surut dan dengan memantapkan hati serta memohon pertolongan dan kekuatan dari Allah maka saya turun dan langsung berteriak rampok …rampok …rampok ..sambil mengayun-ayunkan kunci stir mobil.Teriakan keras dari saya tersebut ternyata membuat konsentrasi para perampok buyar, kecemasan dan kemarahan terlihat dari wajah mereka. Para pengendara kendaraan dan orang yang berada disekitar lokasi juga langsung mengarahkan perhatian ke lokasi tersebut. Dengan perasaan campuran antara ragu dan berani, saya maju ke arah para perampok, saya semakin terkejut ketika mereka mengangkat senjata mereka yang ternyata berupa kapak dan berwarna merah, saya langsung tersadar bahwa mereka adalah gerombolan Kapak Merah, gerompolan perampokan yang pada tahun itu sedang heboh karena aksi perampokan jalanan mereka. Salah satu dari mereka tiba-tiba lari mendekati saya dengan mengayunkan kapak, hampir saja jantung saya berhenti karena kaget, karena tidak menyangka mereka nekat sekali. Berkat perlindungan Allah saya langsung tersadar dan langsung memukulkan stir mobil ketangannya dan dilanjutkan menendang perutnya. Melihat salah satu temannya terjungkal, dan melihat konsentrasi massa yang mulai mengarah ke lokasi ternyata membuat nyali mereka menjadi ciut, ini terbukti mereka ragu-ragu mengikuti langkah temannya untuk melawan, dan akhirnya keputusan mereka adalah lari. Keinginan mengejar terurungkan, karena mereka masuk dalam perumahan yang kumuh di sekitar perempatan Cempaka Putih, yang saya sendiri tidak tahu medannya, dan selain itu karena tidak adanya orang lain yang ikut bereaksi untuk mengejar mereka.Perasaan lega karena selamat dan bisa menolong orang membuat saya semakin semangat untuk latihan Thifan Po Khan, ternyata latihan yang saya jalani walau lumayan berat, ternyata membuahkan hasil, sehat dan bisa digunakan untuk membela kebenaran. (no name)

No comments:

Sign up for PayPal and start accepting credit card payments instantly.